asar yang tiba bertamu pada jendela,
mengajak penghuni rimba batu ke surau
sedang mereka semakin sibuk
mencetak-tabur dolar di bumi suram;
menjatuhkan nilainya pada dada
manusia. lalu tumbuh subur begitu saja.
mataku. mataku menyaksikan dalam riuh
yang sibuk itu jamaah meninggalkan
para imam menuju ke kilauan cahaya,
fatamorgana. sebelum akhirnya
semua menjelma sahara. sahara kegelapan!
ah! aku ingin membelah diri menjadi beribu
tubuh. mengisi saf-saf tak terpenuhi
tetapi. ketika terik suria perlahan-lahan
(ter)padam
para imam dalam bosan berganjak pergi.
tinggal aku keseorangan
mendirikan asar
waktu angin petang menguap
dedoa ke langit!
NOOR AISYA BUANG