Semalam tanpa rela kau ucapkan salam perpisahan
pohon tua yang kesepian dan sedihnya warna senja
ia cukup tahu bila kesementaraan itu memandang
matamu mencari akar-akar yang melilit jejak kakimu
ragamu menanggalkan ranting-ranting dari jarak usiamu
kau cemburukan gunung yang ada puncak gemilangnya
kau ingin menjadi angin yang berpindah setiap musim
lalu kau pun bersedih bersama kenangan manismu.
Jangan kau tanya tentang cinta dan derita rindunya
selagi bayu gunung tidak menyampaikan dingin salju
kau hanya daun-daun mimpi dalam tidur yang lena
ia cukup faham bila takdir itu menentukan
bencana yang menyerkup di tempurung kepala
harapan yang pecah serpihan cermin kehidupan
kau merindukan masa silam yang hilang begitu saja
kerana sepi malam masih terdengar rintihanmu
setiap sibuk siang nampak tersandang keletihanmu.