Aku manusia biasa
punya rasa budi bicara
dunia pentas sandiwara manusia
masihkah kedengaran siulan beburung berkicauan
ada desa berkampung-kampung
ada taman berhalaman
manusia biasa seperti yang lain
senang ketawa sedih menangis
bila lapar dicari makan
air diminum penghilang dahaga
siang bekerja makan berjaga
dinanti ilham tak kunjung tiba
susun kekata indahkan bahasa
Tika bersendirian
langit biru berawan kelabu
ditiup sang bayu cuaca tak menentu
suaraku hilang dalam kesibukkan
sudah tiga zaman beralih musim
masihkah dikau mengenali diri
di antara aku dan dia
dunia penuh dengan tipu muslihat
di hati terpahat ada yang berhajat
melepaskan batok di tangga
berhati-hati dalam santan racun berbisa
Aku manusia biasa
masih menghormati peribadi
berbudaya seni ikhlas di hati
usah memaksa mengakui diri
berbakti budi minta dipuji
di hari siang terang benderang
di malam sepi gelap pelita
usah kata mengata fitnah berdusta
berbaik sangka berbudi bahasa
belum berdiri hendak berlari
indahnya seni dijadikan puisi.