JAKARTA: Tribunal Rakyat Indonesia 1965 yang kini masuk hari kedua mendengar keterangan saksi yang mendakwa menjadi mangsa penderaan seksual ketika menyertai gerakan di kalangan pemimpin pelajar negara itu.
Sidang yang berlangsung di The Hague, Belanda, itu memanggil Tintin Rahayu (bukan nama sebenar) yang mendedahkan bagaimana pihak pemerintah menderanya termasuk menahannya di Penjara Wirogunan, Yogyakarta, dan Plantungan yang juga penjara politik wanita di kawasan terpencil Jawa Tengah, lapor The Jakarta Post semalam.