Kau tanam ceracak nafsu
pada jeliran lidah
dan biadab laku
lalu kau pamerkan
sinis senyuman
di balik topeng wajah
ukiran ikhlas nan semu
Aku tidak mengerti
pada dustanya wajah ekspresi
pada nistanya lidah hiprokasi
yang bersalut racun
dan berselut dengki
dengan seragam kekalutan
kau tega menempeli jubah hakiki
ranggi menelanjangi
aurat keimanan nan suci
Sungguh kau seorang pendusta
dusta pada ikrar dan janji
pada sumpah
pada saksi
pada sunah dan kalam Ilahi
galak mengaku yang paling mulia
tergamak mengaku yang paling suci
namun kau tetap memungkiri kata
kau jua yang tetap mengkhianati diri.
ZAINOL ABI