dahulu itulah sebidang pastura
yang subur dan mekar, hijau
saujana yang indah
dihiasi pancawarna nan tenang
tumbuh beribu kepelbagaian,
rasa, rupa dan pilihan,
anugerah yang tidak bisa dipertikaikan
nikmat yang dilakar dan direalisasikan
oleh Dia, Pencipta
setelah ia menyentuhku
agar aku diberi keindahan itu.
pastura yang kami miliki seketika itu
diragut jiwanya demi kepentingan diri
pepohonan gah, tumbang di tangan rakus
pohon besi sebagai ganti
demi merancakkan ekonomi,
malah taman dan bendang
hilang kehijauannya
bukit dan gunung yang mendambakan langit
terdampar rata, nian
hanya bangunan-bangunan konkrit menjalar,
menyentuh petala ke tujuh
demi merancakkan ekonomi,
namun, ia tetap menyentuhku
agar aku diberi keindahan itu.