Di hari mulia ini
ada air mata kemanusiaan
tertumpah di seluruh mayapada
bagaikan terdengar rayuan kasih
terpancar kuyu dari mata anak-anak kecil
juga dewasa yang sayu dan terkucil:
"Kalau ada mentari cinta
yang ingin menghulurkan salam mesra
biarlah salam sinarnya
benar-benar panas
bukan mendinginkan hangatnya
sebuah keihsanan;
kalau ada pula bulan kasih
yang ingin memercikkan
sinar kasih yang menyamankan
biarlah benar-benar membeningkan
bukan menghangatkan
sebuah kebencian berulit dendam;
demi Ilahi
kami merayu
kami rela berkorban
berkorban apa saja
harta ataupun nyawa
asalkan bukan dikorbankan
sebuah kebebasan
yang sering dikelirukan
kedamaian yang sewajarnya menjanjikan
erti sebenar sebuah keikhlasan."
Di hari mulia ini
di kota kecil ini
cinta kami tak pernah terkoyak
kerana rayuan kalian
adalah lukisan persaudaraan
yang tak sesekali dinodai
dengan simbahan dusta
bulan, bintang dan mentari
menjadi saksi
dalam doa mulus kami ini
mengunyah manisnya kemanusiaan
menelan pahitnya pengalaman kalian
kerana tersungkur
ketika menangkap bayang-bayang cinta
cinta yang tersiat