Ketika mereka
menyodorkan kata-kata
berbaris bagai lasykar
berpantun berseloka umpama Pawang Ana
yang mereka sangka
menjunjung bulan berbahasa
dan upaya mereka dikenal disanjung rata
menerjah segala bicara yang kurang tahu
keris di kanan ufti di kiri
bergerak terus tanpa walang
panji-panji di tangan barisan
berkibar merah tanpa prasangka
ramai pengikut yang setia percaya
inilah bahasa pusakaku
itulah puisi bahasaku
inilah seloka gurindam bangsaku
jangan walang
jangan khuatir
inilah aku lasykarmu
yang baru yang gaharu!
SURATMAN MARKASAN