(i)
Kerusi roda kakak aku tolak. Setiap kali aku tolak, aku bukan tolak kejenuhan. Bukan juga kebosanan. Setiap kali aku menolak kerusi roda tua ini, aku merasakan aku menolak jauh-jauh ketidaksenangan masa lalu. Ketidaksenangan yang menjengkelkan hati. Hati yang pernah terlabuh kebencian yang amat sangat terhadap kakak nombor duaku, Fatanah.