Kau adalah temanku yang
semuda bulan purnama - kudus
serenta pondok usang - polos
ah..! Angin musim itu kembali mengenang
malam di sini menjadi terang kembali
lalu aku masih mencari jejak-jejakmu
suara hati yang semakin jenuh menanti
betapa kecil dan terpencilnya sepi
hidup tak ubah seperti perhentian
kata-kata dan rangkaian janji hanya
singgah dan pupus.
Aku hadir adalah janji-janjimu yang
seakan pecahan ombak - memutih
seperti garisan pantai melandai
lalu luka senja itu kurelakan pergi
dan malam kian mengundang kenangan
bukan kerana purnama di puncak
atau malammu yang disepuh perak
dinding yang tumbuh kelopak mawar itu
sekonyong memerah dan lerai di bibirmu.