Matahari cinta telah terbenam beberapa kali
ketika aku mencari sesuatu yang kau aturkan
membiarkan angin dengan bebas berjalan
berkata hidup ini adalah permainan
lalu sungai pun menjadi parit
merayap di bawah-bawah kota
akan lenyap dan kemudian tenggelam.
Kapal ‘klotok’ yang membawa kita pergi
di muaranya aku terasa sendiri
melihatmu tertawa bersama rama-rama mungil
dan siang pun makin terang
menimpa pada kubah-kubah masjid damai
mengalun azan syahdu di persisir sungai
ibu separuh baya mencuci rambut mengurainya
berkemban kain pelikat berkotak-kotak merah
melihat anak-anaknya mandi telanjang
dengan punggung-punggung kecil yang bersih
dan ilung-ilung pun berhanyutan
terpisah dan berceraian
siapakah yang mahu mendamai dan mengabadikan?