BANTUAN MAKANAN: Penduduk yang kehilangan tempat tinggal akibat perang di utara Habsyah, mengangkut makanan dan bekalan dari sebuah trak, yang disediakan oleh penduduk tempatan di Sekolah Addis Fana di mana mereka ditempatkan buat sementara, di kota Dessie, Habsyah, pada 23 Ogos lalu. - Foto AFP -
MANGSA KEADAAN: Seorang wanita bersama anaknya melarikan diri dari kawasan perang di May Tsemri, sedia bergambar semasa mendapat perlindungan di kem penempatan sementara di Dabat, 70 kilometer dari timur laut kota Gondar, Habsyah, pada 17 September lalu. - Foto AFP -
BANTUAN MAKANAN: Penduduk yang kehilangan tempat tinggal akibat perang di utara Habsyah, mengangkut makanan dan bekalan dari sebuah trak, yang disediakan oleh penduduk tempatan di Sekolah Addis Fana di mana mereka ditempatkan buat sementara, di kota Dessie, Habsyah, pada 23 Ogos lalu. - Foto AFP -
MANGSA KEADAAN: Seorang wanita bersama anaknya melarikan diri dari kawasan perang di May Tsemri, sedia bergambar semasa mendapat perlindungan di kem penempatan sementara di Dabat, 70 kilometer dari timur laut kota Gondar, Habsyah, pada 17 September lalu. - Foto AFP -
BANTUAN MAKANAN: Penduduk yang kehilangan tempat tinggal akibat perang di utara Habsyah, mengangkut makanan dan bekalan dari sebuah trak, yang disediakan oleh penduduk tempatan di Sekolah Addis Fana di mana mereka ditempatkan buat sementara, di kota Dessie, Habsyah, pada 23 Ogos lalu. - Foto AFP -
TIDAK cukup lagi terkenal sebagai antara negara termiskin di dunia, Habsyah yang kini terjerat dalam kancah perang saudara, mengheret pula rakyatnya ke jurang kebuluran.
Rakyat negara di timur Afrika itu yang berjumlah sekitar 117 juta, kini terumbang-ambing dan mengharapkan bantuan kiriman makanan dari luar negara.