Ah…! Kau pun masih berkata lagi
seperti aku yang masih menjilat luka
dari mabuk cinta yang kehilangan seorang Laila
lihatlah anjing yang berkeliaran dirasuk malam
sihir angin yang tidak menunjukkan wajah
apa gunanya kau menyamar seperti puaka
selagi mentari tidak membakar nista dan sumpah
dan bulan tidak berpesan rindu dan gundah
waktu dan hari, aku bukan Majnun yang lara.
Oh….! Tidakkah kau melihat daun kering yang gugur
seperti aku yang mengutip puing-puing deritanya
dari bunga cinta yang kehilangan warna sejadah Adawiyah
lihatlah akar pohon tua yang mencengkam bumi
apa gunanya kau tumbuh seperti dendalu sembilu
selagi kukumu yang tajam dan beracun itu
menusuk jantung hati dan tulang yang kau hiris-hiris
siang dan malam, aku bukan Hasan yang muflis.