gapura tersergam indah
dia melangkah kiri
terhias batik kehidupan
piala penipuan berkilau emas
bingkai kepalsuan tergantung gah
jendela bertiraikan wayang tak sudah
sofa kelalaian empuk menunggu
nafsu lembut membelai kejujuran
dikipas bisikan bara
meja terhidang angka-angka lazat
air kenamaan dituang di gelas riyak
disaji dengan manisan ujub,
sungguh selera di mata amarah.
Ini bukan yang dicari
dia melangkah kanan
lari keluar menghempas pintu
mencari sang khalis.