Sayang, kalau aku dapat berbicara
menghadap matamu yang tajam, akan aku
ibaratkan matamu baris-baris puisi
yang menyepi
Tanpa nada tanpa kata
Tapi berhati budi
Kau terselindung dalam nadi yang
bergetar
Bicaramu hanya keindahan
Puisimu bergerak laju
Kadangkala aku termangu
Kerana aku bukan malam
Yang berpagarkan bintang dan bulan
Matamu yang tajam
Cukup untuk memberi kesempurnaan
Secebis sinaran
Menerangi
Budimu di hujung malam