Dua abad yang lalu
malam melebarkan selimut cintanya
dan aku mencari wajahmu
bulan purnama. Berjurai cahaya sedih
di matamu ada pulauku
yang ditenggelami banjir
tubuhmu pantai putih
tempat permainan anak-anak ikan
rinduku jadi batu karang
tersangkut di hujung kakimu.
Masa telah lama berlalu
tanpa pamitan
aku sangat rindukan matamu
yang mengintai senja
langitku jadi merah. Kau marah
kerana laut tidak lagi biru
bulan diilindungi asap kelabu
aku melihat wajahku sendiri
hanya jalur-jalur musim yang renta.