Sekali-sekala kau singgah di kutub khanah
sekadar menemukan kitab yang berdarah
luka para leluhur tidak pernah kering
perjuangan hitamnya cukup merinding.
Ketika rumah maruahnya roboh
dia bergegas pergi menggalas benci
pintu hatinya tertutup kegelapan
gontai tubuhnya hilang ditelan zaman
sepi mula membeku
waktu jadi saksi bisu
airmata kesal jatuh membasah
jejak-jejak sejarah hilang arah.
Setelah sekian kali kita diam berbicara
kita mengumpul marah yang tumpah
hati pilu memungut seranah
dari sisa muntah penjajah
bergumal darah dan nanah
merebak ke dalam jantung bangsa
tapi kita bangkit membina negara.
Cukup lama dinding waktu pada senyap
lalu kita melebarkan tingkap kenangan
angin dari seberang tidak lagi berbisik
liuk api semangat tidak lagi memercik
suatu penyaksian yang jenuh
bayang para leluhur kian menjauh.
Hamed Ismail
Anda ada maklumat mengenai sesuatu berita menarik?
E-mel: bhnews@sph.com.sg